Bakesbangpol Kabupaten Sumbawa Barat Gelar Sosialisasi Pencegahan Bahaya Radikalisme dan Terosrisme di SMKN 1 Maluk

Patroli88investigasi
0

 


patroli88investigasi.com

Sumbawa Barat - Ntb

Badan Kesatuan Bangsa dan Politik (Bakesbangpol) Kabupaten Sumbawa Barat menggelar kegiatan Sosialisasi Pencegahan Bahaya Radikalisme dan Terorisme Pada Anak di SMKN 1 Maluk, Kecamatan Maluk, Rabu (23/7/2025).

Kegiatan ini diikuti  dengan  antusias oleh 40 siswa dan guru, serta menghadirkan empat  narasumber utama dari unsur Kantor Kementerian Agama Sumbawa Barat, Polres Sumbawa Barat, dan Kodim 1628 / Sumbawa Barat serta seorang penyintas aksi terorisme yang sudah menyatakan diri kembali ke Negara Kesatuan Republik Indonesia, yang membawakan materi dengan pendekatan berbeda namun saling melengkapi dalam membentuk ketahanan ideologis peserta didik.

Plt. Kepala Bidang Kewaspadaan dan Ketahanan Nasional, Henny Sasmitha, S.T.., M.M.Inov mewakili Kepala Bakesbangpol menyampaikan bahwa radikalisme dan terorisme merupakan ancaman serius bagi kehidupan berbangsa dan bernegara. Perkembangan paham-paham ekstrem yang intoleran, baik melalui jalur ideologi keagamaan maupun politik, semakin mudah menyebar di era digital, khususnya di kalangan generasi muda. Pelajar sebagai bagian dari kelompok usia produktif sering menjadi target utama penyebaran paham radikal melalui berbagai saluran, mulai dari media sosial hingga jaringan pertemanan di lingkungan sekitar. Melihat kondisi tersebut, diperlukan upaya strategis dan berkelanjutan dari seluruh elemen negara, termasuk pemerintah daerah, untuk melakukan pencegahan secara dini. Pendidikan karakter, penguatan wawasan kebangsaan, pemahaman nilai-nilai Pancasila, serta penanaman semangat toleransi dan cinta tanah air harus dilakukan sejak dini, terutama di lingkungan sekolah.

 Badan Kesatuan Bangsa dan Politik (Bakesbangpol) Kabupaten Sumbawa Barat sebagai lembaga yang bertanggung jawab dalam menjaga stabilitas ideologi dan keamanan daerah, memandang perlu untuk melaksanakan kegiatan Sosialisasi Pencegahan Radikalisme dan Terorisme Pada Anak sebagai salah satu bentuk edukasi kepada generasi muda.

Moderasi Beragama sebagai Bentuk Pencegahan Radikalisme

Mengawali sesi sosialisasi, perwakilan dari Kementerian Agama Kabupaten Sumbawa Barat, Zainuddin, S.Ag,. M.Pd, menyampaikan materi bertema "Moderasi Beragama sebagai Bentuk Pencegahan Radikalisme dan Terorisme". Dalam paparannya, beliau menjelaskan pentingnya menanamkan pemahaman keagamaan yang moderat, toleran, dan sesuai dengan semangat kebangsaan.

“Paham radikal seringkali tumbuh dari tafsir keagamaan yang sempit dan tidak terbuka terhadap perbedaan. Moderasi beragama bukan berarti memoderatkan ajaran agama, tetapi mengajak kita memahami ajaran agama secara utuh, damai, dan menghargai kemajemukan,” ujarnya.

Strategi Kepolisian dalam Pencegahan Radikalisme

Sesi berikutnya diisi oleh narasumber dari Satuan Binmas Polres Sumbawa Barat, AIPTU Edi Sopandri, yang membawakan materi bertema "Strategi Kepolisian dalam Pencegahan Radikalisme dan Terorisme". Dalam penjelasannya, ia memaparkan peran aktif kepolisian dalam melakukan deteksi dini, edukasi kepada masyarakat, serta penguatan sinergi dengan sekolah dalam mengidentifikasi potensi radikalisme di lingkungan pelajar.

“Pencegahan harus dilakukan dari hulu, termasuk melalui pendidikan dan pengawasan media sosial yang kini menjadi ladang subur penyebaran paham ekstrem. Pelajar harus bijak dalam bersosial media dan berani melapor jika melihat indikasi penyimpangan,” jelasnya.

Wawasan Kebangsaan dan Bela Negara dari KODIM 1628/Sumbawa Barat

Sesi ketiga menghadirkan perwakilan dari Kodim 1628, Kapten Infanteri Fahmi, yang memberikan materi bertema "Wawasan Kebangsaan dan Bela Negara sebagai Benteng dari Radikalisme dan Terorisme". Ia mengajak para pelajar untuk memahami kembali nilai-nilai dasar bangsa, seperti Pancasila, UUD 1945, NKRI, dan Bhinneka Tunggal Ika.

“Bela negara bukan hanya tugas TNI, tapi tanggung jawab semua warga negara, termasuk generasi muda. Memahami sejarah bangsa, mencintai tanah air, dan aktif dalam kegiatan positif adalah bagian dari pertahanan terhadap ideologi radikal,” tegasnya.

Menambah kedalaman perspektif dalam kegiatan ini, panitia juga menghadirkan seorang penyintas aksi terorisme, Agus Salim, yang secara langsung membagikan pengalaman hidupnya dalam menghadapi dampak nyata dari tindakan teror.

Dalam kesaksiannya penyintas menceritakan bagaimana peristiwa tragis yang menimpa dirinya telah mengubah hidupnya, tidak hanya secara fisik tetapi juga secara mental dan sosial. Ia menyampaikan pesan mendalam kepada para pelajar tentang pentingnya menjauhi kekerasan dan paham ekstrem serta ketika mendapat informasi dari berbagai sumber agar di konfirmasi ke orang tua, guru ataupun orang yang dianggap faham dengan konteks informasi yang didapat, agar tidak terjerumus pada paham- paham kelompok yang bersifat radikal. 

Penyintas juga mengajak para siswa untuk lebih peduli terhadap lingkungan sekitar dan berani bersuara ketika melihat tanda-tanda penyimpangan atau perilaku yang mengarah pada ekstremisme.

Kepala Bidang Kewaspadaan dan Ketahanan Nasional dalam closing statement-nya menyampaikan bahwa kegiatan ini merupakan bagian dari komitmen pemerintah daerah untuk membangun ketahanan nasional dari bawah, dimulai dari lingkungan sekolah. Melalui kegiatan Sosialisasi Pencegahan Bahaya Radikalisme dan Terorisme yang dilaksanakan di SMKN 1 Maluk ini, Badan Kesatuan Bangsa dan Politik Kabupaten Sumbawa Barat berharap dapat menanamkan nilai-nilai kebangsaan, semangat bela negara, serta pemahaman keagamaan yang moderat kepada generasi muda sebagai langkah preventif terhadap berkembangnya paham-paham radikal dan intoleran.

Kolaborasi antara pemerintah daerah, aparat keamanan, tokoh agama, serta penyintas terorisme dalam kegiatan ini menunjukkan bahwa upaya pencegahan radikalisme bukan hanya tugas satu pihak, melainkan tanggung jawab bersama seluruh elemen bangsa.

Dengan semakin kuatnya kesadaran dan ketahanan ideologi di kalangan pelajar, diharapkan tercipta lingkungan sekolah yang aman, damai, serta menjadi benteng pertahanan terakhir dalam menjaga keutuhan NKRI dari ancaman radikalisme dan terorisme.

Acara berlangsung interaktif, dengan banyak siswa menyampaikan pertanyaan kritis seputar peran pemuda dalam menjaga persatuan, moderasi beragama, penggunaan media sosial yang aman, hingga bagaimana menangkal narasi-narasi intoleran di lingkungan sekitar.

(R.Taka88)

Tags

Posting Komentar

0Komentar
Posting Komentar (0)