KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA
DAERAH JAWA BARAT
BIDANG HUBUNGAN MASYARAKAT
SIARAN PERS
TENTANG
Patroli88investigasi.com
Dalam pengamanan aksi peringatan Hari Buruh Internasional (May Day) yang berlangsung di kawasan Dago Cikapayang, Kota Bandung, Kamis (1/5/2025), yang lalu, Polda Jawa Barat berhasil mengamankan seorang pelaku tindakan anarkisme berinisial M.A.A. (26) merupakan mahasiswa, beralamat di Kecamatan Solokan Jeruk, Bandung, yang merupakan anak seorang Guru di Rancaekek Bandung.
Kabid Humas Polda Jabar Kombes Pol. Hendra Rochmawan S.I.K., M.H menjelaskan bahwa Tsk M.A.A kedapatan membawa senjata tajam dan terbukti positif menggunakan obat keras golongan benzodiazepine (BENZO).
"Yang mengejutkan, M.A.A. merupakan seorang mahasiswa aktif semester 6 jurusan S1 Keperawatan salah satu kampus di Kota Bandung, serta anak dari seorang guru di daerah Rancaekek." ujarnya, Jum'at (16/5/2025)
Dari hasil penyelidikan, Tsk M.A.A. memiliki latar pendidikan cukup baik, yakni alumni SD, SMP, SMA di wilayah Bandung, sebelum melanjutkan ke jenjang perguruan tinggi di bidang kesehatan.
Kepada penyidik, M.A.A. mengaku ikut dalam aksi May Day atas inisiatif pribadi, dengan maksud menjadi petugas medis lapangan. Namun ironisnya, saat digeledah, ditemukan senjata tajam berupa pisau lipat dan baton stick di dalam ransel yang dibawanya.
“Pelaku mengaku datang dengan maksud menjadi petugas medis, namun fakta di lapangan menunjukkan adanya niat dan potensi ancaman, dibuktikan dengan ditemukannya senjata tajam serta hasil tes urine yang positif BENZO. Ini bukan sekadar pelanggaran, tapi ancaman nyata bagi ketertiban umum,” jelasnya.
Saat ini, tersangka dijerat Pasal 2 ayat (1) Undang-Undang Darurat No. 12 Tahun 1951, dengan ancaman hukuman maksimal 10 tahun penjara.
“Kami sangat menyayangkan bahwa seorang calon tenaga kesehatan terlibat dalam aksi seperti ini. Ini harus menjadi pelajaran bagi semua kalangan, khususnya generasi muda, bahwa tindakan melanggar hukum tidak dibenarkan atas alasan apapun,” tegas Kabid Humas Polda Jabar.
Kombes Hendra Rochmawan menegaskan bahwa pihaknya akan terus bertindak tegas terhadap setiap bentuk anarkisme, serta tetap membuka ruang edukasi dan pembinaan bagi pemuda yang tersesat dalam tindakan berbahaya.
"Para orang tua agar meningkatkan pengawasan dan perhatian terhadap anak-anak mereka, terutama yang masih duduk di bangku sekolah dan perguruan tinggi, karena usia remaja dan mahasiswa merupakan fase paling rentan dalam pencarian jati diri dan mudah terpengaruh oleh informasi atau ajakan yang salah, termasuk dari kelompok-kelompok berpaham anarkis." ungkapnya.
“Kami melihat bahwa banyak pelaku anarkisme berasal dari kalangan pelajar dan mahasiswa. Mereka pada dasarnya cerdas, punya potensi besar, tapi salah dalam memilih figur, salah menafsirkan perjuangan, dan yang paling utama: kurang mendapat perhatian serta arahan dari orang terdekat, termasuk orang tua,” ujar Hendra.
Polda Jabar mencatat bahwa sebagian pelaku yang diamankan terpapar paham-paham kekerasan melalui media sosial dan sebaran flyer digital yang bersifat provokatif. Ajakan-ajakan yang dikemas dalam bentuk "solidaritas", "perlawanan", dan "aksi turun ke jalan" kerap menyasar anak muda yang sedang mencari identitas sosialnya.
“Banyak dari mereka yang terjebak karena membaca flayer-flayer ajakan demo yang disebar di media sosial, tanpa memahami konteks dan konsekuensi hukumnya. Ini sangat berbahaya,” tambahnya.
Kabid Humas menegaskan pentingnya keterlibatan orang tua dalam membimbing anak-anak di era digital saat ini.
“Kami mengimbau kepada seluruh orang tua, jangan pernah merasa anak Anda aman hanya karena mereka ada di rumah atau kuliah. Pantau aktivitas digital mereka, ajak bicara secara terbuka, dan beri perhatian yang cukup. Anak-anak butuh figur dan arahan. Jika tidak dari orang tua, mereka akan mencarinya di luar — dan belum tentu itu baik." tuturnya.
Polda Jabar juga mengajak seluruh elemen masyarakat, termasuk pendidik, tokoh agama, dan lingkungan kampus, untuk bersama-sama menangkal pengaruh paham kekerasan dan anarkisme dengan pendekatan edukatif dan preventif.
“Peringatan ini bukan hanya untuk pelaku, tapi untuk kita semua sebagai bangsa. Jangan biarkan generasi muda kita disesatkan oleh kemasan perjuangan yang menyesatkan,” tutup Kabid Humas.
Bandung, 16 Mei 2025
(Ayep)